Poptren.suara.com - Meski bukan merupakan pulau besar, Banda Neira memiliki pesona sendiri lengkap dengan segala keindahan alamnya. Pulau yang terletak di gugusan kepulauan Maluku ini sangat terkenal hingga ke mancanegara.
Dikutip dari wikipedia Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala dan fuli (bunga pala) dunia, karena Kepulauan Banda adalah satu-satunya sumber rempah-rempah yang bernilai tinggi hingga pertengahan abad ke-19.
Kekayaan alam yang dimilikinya, terutama pala dan rempah-rempah membuat pulau ini menjadi rebutan bangsa Eropa hingga membuat Banda Neira dijajah bangsa Eropa. Kota modernnya didirikan oleh anggota VOC, yang membantai penduduk Banda untuk mendapatkan palanya pada tahun 1621 dan membawa yang tersisa ke Batavia (kini bernama Jakarta) untuk dijadikan budak.
Untuk memperingati dan mengenang sejarah kelam pembantaian yang dilakukan penjajah Eropa demi menguasai pala dan rempah-rempah, di Banda Neira dibangun monumen Parigi Rante.
Baca Juga:Hasil Liga Inggris: Brentford vs Aston Villa 1-1, Leicester vs Wolves 2-1
Selain itu pulau ini juga dikenal sebagai tempat pembuangan tahanan politik pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Beberapa tokoh perjuangan nasional yang pernah merasakan tinggal di pulau ini di antaranya Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Cipto Mangunkusumo.
Benteng-benteng yang berdiri di zaman penjajahan di Banda Neira hingga saat ini masih berdiri tegak. Benteng-benteng yang menyimpan banyak cerita ini digunakan sebagai salah satu lokasi pariwisata.
Di Banda Neira terdapat rumah budaya yang lokasinya berada sekitar 25 meter dari pelabuhan Pelni Banda Neira. Di dalamnya tersimpan koleksi berbagai macam benda-benda peninggalan Belanda mulai dari berbagai jenis meriam hingga beberapa lukisan yang menggambarkan kondisi Banda pada saat itu.
Pesona alam Banda Neira diabadikan bukan hanya di berbagai cerita tetapi juga pada uang kertas pecahan Rp 1.000 emisi 2016. Terumbu karang serta kekayaan bawah lautnya membuat Banda Neira menjadi salah satu tempat menyelam yang diakui secara internasional.
Bahkan keindahan alamnya dilukiskan Sutan Syahrir, dalam sebuah ungkapan yaitu, ”Jangan mati sebelum ke Banda Neira”, di saat masa pengasingannya di Banda Neira. Tak hanya itu, United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengatakan bahwa Banda Neira termasuk sebagai salah satu situs warisan dunia yang potensial.