Poptren.suara.com - Nyepi adalah hari raya yang dirayakan oleh umat Hindu dengan ciri khas adanya ogoh-ogoh. Selamat hari raya Nyepi untuk semua yang merayakan.
Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang diarak keliling jelang hari raya Nyepi. Ketut Gotra Astika, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia atau PHDI, mengungkapkan bahwa ogoh-ogoh merupakan simbol keburukan sifat manusia serta hal negatif alam semesta.
Ogoh-ogoh yang diarak keliling oleh masyarakat diiringi dengan alat musik gamelan Bali. Ketut juga menambahkan ogoh-ogoh yang diarak tersebut adalah lambang dari roh jahat. Selain itu, Ketut menuturkan setelah diarak, ogoh-ogoh kemudian dibakar dengan tujuan mengusir roh-roh jahat sebelum Hari Raya Nyepi.
Walaupun adanya ogoh-ogoh yanf diarak keliling oleh masyarakat seberum Nyepi, namun Ketut menegaskan jika pawai ogoh-ogoh bukanlah menjadi hal yang wajib ada. Pawai ogoh-ogoh merupakan bagian dari budaya dan sebagai pelengkap perayaan Nyepi. Kalaupun tidak ada, ya tidak apa-apa.
Baca Juga:Gerindra Minta Pemerintah Jaga Harga Bahan Pokok Tetap Stabil di Bulan Puasa
Ogoh-ogoh berasal dari kata ogah-ogah yang merupakan bahasa Bali, artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Dengan kata lain, saat diarak, ogoh-ogoh beberapa kali digoyang oleh mereka yang mengangkatnya.
Dalam ajaran Hindu Dharma, ogoh-ogoh diwujudkan dalam bentuk raksasa sebagai penggambaran Bhuta Kala. Ogogh-ogoh bentuknya tidak selalu menyeramkan, ada pula ogoh-ogoh yang digambarkan dalam bentuk makhluk yang hidup di Mayapada, Surga, dan Neraka. Contohnya naga, gajah, dan widyadari. Ada pula yang dibuat berbentuk tokoh terkenal.
Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dimusnahkan dengan cara dibakar dalam prosesi tawur agung kesanga sebelum umat Hindu melakukan tapa brata, atau enyepian dilakukan tepat saat puncak perayaan hari raya Nyepi.