Poptren.suara.com - Kedatangan bulan suci Ramadan tinggal menghitung hari, dan umat muslim di seluruh dunia saat ini tengah mempersiapkan mental dan kesehatan menyambut bulan penuh barokah dan rahmat tersebut.
Meski bulan suci Ramadan tentunya menjadi kewajiban setiap insan Muslim, tapi tak sedikit juga bagi pemeluk agama lain yang menghormati bulan tersebut.
Ada sebuah kisah yang menceritakan seorang penyembah api (agama Majusi) yang masuk surga karena menghormati bulan Ramadan. Berikut kisahnya.
Agama Majusi adalah sebuah agama yang berasal dari wilayah Persia kuno atau lebih kita kenal sekarang sebagai negara Iran.
Kebanyakan penganutnya menyembah tuhan-tuhan dengan simbol Api. Bahkan agama ini memiliki api abadi yang selalu menyala hingga seribu tahun lamanya. Pendeta dari kaum majusi biasanya meletakkan api sesembahanya itu didalam kuil peribadatan.
Cerita dimulai ketika pada waktu siang, terlihat ada seorang anak yang sedang memakan makanan dengan nikmatnya di sebuah pasar, padahal waktu itu merupakan bulan puasa dan umat Muslim sedang menjalankan ibadah puasa. Anak itu ternyata adalah anak dari kaum majusi.
Ketika sang ayah yang melihat putranya lagi enak-enak menyantap makanan, ia kemudian menghampiri anaknya dan memarahinya sambil memukul.
“Kenapa kamu tidak memelihara kehormatan kaum muslimin dibulan Ramadan..?“ hardiknya.
Sang ayah rupanya marah kepada anaknya makan di depan orang yang sedang berpuasa. Setelah kejadian itu, beberapa waktu kemudian, sang ayah akhirnya meninggal dunia,
Baca Juga:Bikin Banjir Air Mata, Deretan Film yang Mengangkat Kisah Ibu dan Anak
Pasca meninggalnya sang majusi itu, ada seorang alim ulama yang bertemu dengannya di dalam mimpi. Dalam mimpi itu, terlihat orang majusi itu sedang duduk di dalam surga. Karena merasa aneh, alim ulama itu bertanya.
"Bukankah kamu orang majusi?" tanya sang alim ulama.
"Iya memang, tapi saat jelang kemarian aku mendengar suara, "Wahai malaikat-malaikat ku, janganlah kalian biarkan orang itu mati sebagai majusi, muliakanlah dia dengan keislaman, karena dia telah menghormati bulan Ramadan,” jelas sang majusi.
![Ilustrasi aktivitas di masjid saat ramadan. [bae bulat/Flickr]](https://media.suara.com/suara-partners/poptren/thumbs/1200x675/2023/03/19/1-4893953427-dd7dc8821b-o.jpg)
Dari pertanyaan sang alim ulama dan jawaban sang majusi itu, didapat kesimpulan bahwa Allah SWT memberikan hidayah bagi siapapun yang dikehendaki-Nya, dan surga menjadi ganjaran bagi orang-orang yang mendapatkan hidayah itu.
Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa Allah SWT berfirman, “Seluruh amal ibadah anak adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Abu Hurairah RA).
Hadis tersebut dengan jelas menggabarkan bahwa betapa besarnya kemuliaan bulan Ramadan, hingga Allah SWT secara tegas menyatakan akan membalas puasa itu.