Resesi Seks, Ini Alasan Warga Jepang Ogah Menikah

Resesi seks yang melanda sejumlah negara khususnya Jepang, membuat Pemerintah Jepang turun tangan

Emma Renny
Rabu, 22 Februari 2023 | 21:09 WIB
Resesi Seks, Ini Alasan Warga Jepang Ogah Menikah
Ilustrasi menikah - Hukum Istri Memiliki 2 Suami. (Pexels)

Poptren.suara.com - Resesi seks yang melanda sejumlah negara khususnya Jepang, membuat Pemerintah Jepang turun tangan dengan membentuk badan khusus yang siap membantu pasangan yang akan menikah dan ingin memilliki anak.

Sebuah riset yang dilakukan Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan Sosial setidaknya terdapat 17,3 persen pria dan 14,6 persen wanita dengan rentang usia 18 hingga 36 tahun mengungkapkan tidak ingin menikah.

Akibatnya, tingkat kelahiran di Jepang mengalami penurunan yang sangat drastis, dan mengalami pertumbuhan penduduk yang mengancam perekonomian di waktu yang akan datang.

Adapun alasan warga Jepang enggan menikah, ada beberapa faktor:

Baca Juga:Ini Deretan Dampak Mengerikan dari Nikah Sesama Jenis, Millen Cyrus Masih Berani Coba?

1. Wanita Jepang bisa menghidupi dirinya sendiri

Perempuan Jepang lebih memilih untuk melajang karena sebagian besar dari mereka ingin mengetahui bagaimana mereka dapat hidup sendiri dan menemukan kekuatan dalam diri mereka. Sampai beberapa waktu lalu, mereka yang melajang harus menerima ujaran negatif dari komunitas mereka. Namun, belakangan ini hal tersebut mulai memudar.

2. Wanita Jepang fokus mengejar karier

Saat ini, semakin banyak perempuan Jepang yang memiliki pekerjaan. Bahkan meskipun hal ini tampak hebat, tetap tidak sesuai dengan budaya Jepang. Istri masih harus memikul tanggung jawab pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga. Mereka juga diharapkan membantu kerabat yang lanjut usia.

Karena standar ganda ini, perempuan Jepang memilih tidak ingin menikah sama sekali dan ingin fokus pada kebebasan dan pekerjaan mereka.

Baca Juga:Ogah Tagih Utang ke Ressa Herlambang, Indra Bruggman: Daripada Pertemanan Rusak

Meski 70 hingga 75% perempuan Jepang berusia 25-60 tahun ke atas memiliki pekerjaan, karir mereka harus berakhir karena pekerjaan rumah  tangga dan pengasuhan anak. Itu sebabnya bagi perempuan Jepang, menikah berarti mendapat tanggung jawab lebih banyak di rumah yang harus mereka selesaikan sendiri. Hal itu menyebabkan perempuan Jepang memiliki jauh lebih sedikit waktu untuk melakukan apa yang mereka sukai, temasuk berkarir. Inilah alasan lain mengapa orang Jepang lebih memilih fokus pada karir dan melajang.

3. Pria Jepang menilai menikah adalah menambah beban hidup

Menurut pria Jepang, urusan hidup dan pekerjaan mereka tidak memotivasi mereka untuk menikah dan berkeluarga. Hal ini membuat banyak pria Jepang memutuskan untuk tetap melajang. Norma sosial di Jepang menuntut pihak pria harus mengurus istri dan keluarga secara finansial, dimana banyak yang merasa mereka tidak mampu melakukannya.

Orang Jepang kurang tertarik menjalin hubungan dan lebih menyukai kebebasan pribadi terutama karena kota-kota di Jepang menawarkan kehidupan yang mudah untuk para lajang. Bahkan ada restoran-restoran yang menyajikan solo diner dan hotel yang didesain untuk pria yang berpergian sendiri.

4.Biaya hidup di Jepang mahal

Wanita Jepang selalu berpikir ribuan kali jika mereka ingin membangun rumah tangga. Diketahui Untuk hidup di negara maju seperti Jepang, suami istri harus berpenghasilan masing-masing. Hal itu dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan atau biaya hidup yang tinggi di Jepang setiap bulannya.


REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Reading

Terkini

Tampilkan lebih banyak